Minggu, 03 April 2011

Makalah Cara Pelaksanaan Haji ( Ifrad , Tamattu' , Qiran )

KATA PENGANTAR

            Terlebih dahulu kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan petunjuk serta karunianya penulis dapat menyampaikan ini sebagai salah satu tugas sekolah yang di berikan guru pada muridnya.
            Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan suatu paper yang berjudul “ 3 CARA PELAKSANAAN HAJI ( IFRAD , TAMATTU’ , dan QIRAN )”.
            Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan disana – sini , maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan di masa – masa yang akan dating dan pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1.      1.Bapak Roni , S.Pd.I , selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini .
2.      Teman sekelompok , yang juga telah berkenan memberikan motivasi kepada penulis di dalam menyelesaikan tugas ini .


Air Molek , April 2011
Penulis


Widy Aditya








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Ia wajib dilakukan sekali seumur hidup, berdasarkan firman Allah :
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam" (Ali Imran: 97).
Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Islam itu dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah"(Muttafaq Alaih).
Haji diwajibkan dengan lima syarat:
  1. Islam
  2. Berakal
  3. Baligh
  4. Merdeka
  5. Mampu

Haji ada tiga jenis :
·         tamattu'
·         qiran, dan
·         ifrad.
Yang paling utama adalah haji tamattu', karena perintah Nabi terhadapnya. Haji tamattu' yaitu ia melakukan ihram dengan niat umrah saja pada bulan haji, setelah selesai melakukannya ia lalu melakukan ihram dengan niat haji pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah, pen.).
 Haji ifrad yaitu ia melakukan ihram dengan niat haji saja, ketika sampai di Makkah ia melakukan thawaf qudum,kemudian langsung melakukan sa'i haji setelah thawaf qudum .
Haji qiran yaitu ia melakukan ihram dengan niat umrah dan haji sekaligus. Pekerjaan orang yang menunaikan haji qiran sama dengan pekerjaan haji ifrad , kecuali dalam dua hal :
1.      Niat. Orang yang melakukan haji ifrad hanya meniatkan haji saja, sedangkan orang yang menunaikan haji qiran meniatkan untuk umrah dan haji (secara bersamaan).
2.      Hadyu (menyembelih kurban). Orang yang menunaikan haji qiran wajib menyembelih kurban, sedangkan orang yang menunaikan haji ifrad tidak wajib hadyu (menyembelih kurban).


B.Permasalahan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi gambaran tentang ibadah haji secara umum, terutama berkaitan dengan hal-hal yang umum dilakukan dalam melakukan ibadah haji.























BAB II
3 Cara Pelaksanaan Haji ( Ifrad , Tamattu’ , dan Qiran )
1. Haji Ifrad
Yaitu Melaksanakan secara terpisah antara haji dan umrah, dimana masing-masing dikerjakan tersendiri, dalam waktu berbeda tetapi tetap dilakukan dalam satu musim haji. Pelaksanaan ibadah Haji dilakukan terlebih dahulu selanjutnya melakukan Umrah dalam satu musim haji atau waktu haji.
Dibatas miqat sebelum memasuki Mekah jemaah haji harus sudah memakai pakaian ihram serta niat untuk melaksanakan "Ibadah Haji" sekaligus "Ibadah Umrah". Jama'ah harus tetap berpakaian ihram sampai selesai melaksanakan kedua ibadah tersebut yaitu sejak tiba di Mekah sampai lepas hari Arafah 9 Zulhijah. Selama memakai pakaian ihram segala larangan harus ditaati  dan jema'ah yang memilih haji ifrad disunatkan melakukan Tawaf Qudum, yaitu tawaf sunat saat baru tiba di Mekah. Haji Ifrad memang paling berat tetapi juga paling tinggi kualitasnya karena itu yang melaksanakan Haji Ifrad tidak dikenakan Dam atau denda
PELAKSANAAN HAJI IFRAD
MIQAT ditanah air. Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk haji sabagai berikut :
  • Memotong Kuku.
  • Memotong rambut secukupnya.
  • Mandi sunnat ihram.
  • Memakai wangi-wangian.
  • Memakai pakaian ihram.


MIQAT di Saudi. Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah. Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
  • Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
  • Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan.
  • Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak membaca "Talbiah"
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
  • Melakukan Tawaf Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di Mekah).
  • Setelah Tawaf boleh langsung Sa'i tetapi tidak boleh tahallul karena Jema'ah haji ifrad boleh tahallul nanti setelah Tawaf dan Sa'i haji dilaksanakan.
PELAKSANAAN UMRAH IFRAD
Setelah melaksanakan "Ibadah Haji"jema'ah harus bersiap lagi untuk melaksanakan "Ibadah Umrah". Persiapan ihram dilakukan dipenginapan di Mekah, dan Miqatnya di Tan'im atauJi'ranah. Rincian Ibadah Umrah untuk Haji Ifrad adalah sebagai berikut :
  1. Melakukan persiapan ihram.
    • Mandi sunnat ihram.
    • Memotong Kuku.
    • Memotong rambut secukupnya.
    • Memakai wangi-wangian.
  2. Memakai pakaian ihram, berangkat ke batas Miqat di Tan'im atau Ji'ranah. Disini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut ;
    • Shalat sunat ihram 2 rakaat.
    • Melafazkan niat umrah : (Labbaika Allahuma Umratan).
    • Berangkat ke Mekah dan dalam perjalanan membaca Talbiyah sebanyak-banyaknya.
.

3.   Di Mekah jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut.
    • Tawaf Umrah
    • Melaksanakan Sa'i
    • Tahallul
Dengan selesainya pelaksanaan ibadah Umrah ini, selesai pulalah seluruh rangkaian pelaksanaan Haji Ifrad

 PELAKSANAAN HAJI IFRAD
  1. Tanggal 8 Dzulhijah (pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
  2. Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
  3. Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
  4. Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
    • Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
    • Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhur
    • Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib.
  5. Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
  6. Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
    • Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
    • Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
    • Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar "Jumrah Aqabah" besok pagi.
    • Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah


7.  Tanggal 10 Dzulhijah,
    • Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
    • Tahallul awal.
    • Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan disunatkan tahallul Qubra.
    • Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib.
    • Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
  1. Tanggal 11 Dzulhijah,
    • Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing - masing 7 kali.
    • Mabit di Mina, paling tidak sejak sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
  2. Tanggal 12 Dzulhijah,
    • Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing - masing 7 kali.
    • Bagi yang Nafar awal, kembali ke Mekah sebelum maqrib ,lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
    • Bagi yang Nafar Tsani, mabit di Mina.
  3. Tanggal 13 Dzulhijah (pagi), Bagi yang Nafar Tsani :
    • Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
  4. Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
    • Tawaf ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tiba di Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
    • Ibadah Haji selesai.






























2. Haji Tamattu’
Tamattu artinya bersenang-senang adalah  melaksanakan Ibadah  Umrah terlebih dahulu dan setelah itu baru melakukan Ibadah Haji. setelah selesai melaksanakan Ibadah Umran yaitu :Ihram, tawaf, Sa'i  jamaah boleh langsung tahallul, sehingga jama'ah sudah bisa melepas ihramnya. selanjutnya jama'ah tinggal menunggu tanggal 8 Zulhijah untuk memakai pakaian Ihram kembali dan berpantangan lagi untuk melaksanakan Ibadah Haji. Karena kemudahan itulah Jema'ah dikenakan "Dam" atau denda. yaitu menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari. 3 hari di Tanah Suci, 7 hari di Tanah Air.
Bagi jema'ah yang lebih awal berada di Madinah persiapan ihramnya dilaksanakan di Madinah sedangkan Miqatnya dilakukan di  Bir Ali (Zulhulaifah),  di jalan raya menuju Mekah sekitar 12 KM dari kota Madinah.  Sedangkan bagi jema'ah yang datang belakangan dan langsung ke Mekah miqatnya dapat dilakukan di pesawat udara saat melintas batas miqat. Persiapan Ihram untuk ibadah Umrah sebaiknya dilakukan di tanah air sebelum berangkat.
PELAKSANAAN IBADAH UMRAH HAJI TAMATTU
Bagi Jama'ah haji yang baru berangkat ataupun telah sampai dapat melakukan niat dan melaksanakan tertib haji sebagai berikut :
Persiapan Ihram :
  • Memotong Kuku.
  • Memotong rambut secukupnya.
  • Mandi sunnat ihram.
  • Memakai wangi-wangian.
  • Memakai pakaian ihram.
MIQAT di Saudi. (Bir Ali, Rabiqh, Zatu Irqin, Qarnul Manazil dan Yalamlam) Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
  • Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
  • Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Umratan
  • Diperjalanan ke Mekah membaca "Talbiah" sebanyak-banyaknya.
Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
  • Umrah (Tawaf , Sa'i).
  • atau Tawaf saja 7 kali keliling.
Apabila rangkaian ibadah tersebut sudah dilaksanakan, maka selesailah pelaksanaan ibadah Umrah. Jama'ah sudah boleh mengganti pakaian Ihram dengan pakaian biasa, sambil menunggu saatnya pelaksanaan ibadah Haji 8 Zulhijah. Jama'ah Haji Tamattu sudah boleh nelakukan apa saja yang terlarang selama Ihram. 
PELAKSANAAN IBADAH HAJI TAMATTU
Ibadah Haji dimulai dengan memakai pakaian dan niat Ihram pada tanggal 8 Zulhijah. Persiapan Ihram dilakukan di tempat penginapan Mekah, sedangkan shalat sunat dan niat Ihramnya bisa dilakukan di rumah atau Masjidil Haram. Niatnya : Labbaika Allahumma' Hajjan.
1.      Tanggal 8 Dzulhijah (pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
2.      Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
3.      Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
4.      Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
o    Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
o    Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhur
o    Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib.
5.      Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.






6.   Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
o    Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
o    Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
o    Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar "Jumrah Aqabah" besaok pagi.
o    Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
7.  Tanggal 10 Dzulhijah,
o    Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
o    Tahallul awal.
o    Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan disunatkan tahallul Qubra.
o    Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib.
o    Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
8.  Tanggal 11 Dzulhijah,
o    Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing - masing 7 kali.
o    Mabit di Mina, paling tidak sejak sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
9.  Tanggal 12 Dzulhijah,
o    Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing - masing 7 kali.
o    Bagi yang Nafar awal, kembali ke Mekah sebelum maqrib ,lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
o    Bagi yang Nafar Tsani, mabit di Mina.
10.  Tanggal 13 Dzulhijah (pagi), Bagi yang Nafar Tsani :
o    Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
o    Kembali ke Mekah

11.  Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
o    Tawaf ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tiba di Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
o    Ibadah Haji.


















2. Haji Qiran
Yaitu Melaksanakan Ibadah  Haji dan Umrah secara bersamaan, dengan demikian prosesi tawaf, Sa'i dan tahallul untuk Haji dan Umrah dilakukan satu kali atau sekaligus. Karena kemudahan itulah Jema'ah dikenakan "Dam" atau denda. yaitu menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari. Bagi yang melaksanakan Haji Qiran disunnatkan melakukan tawaf Qudum saat baru tiba di Mekah.
Miqat bagi jema'ah yang berada di Madinah ialah Bir Ali (Zulhulaifah)Sedangkan bagi jema'ah yang sudah berada di Mekah miqatnya dapat dilakukan di Tan'im atau Ji'ranah. yang datang ke Mekah pada hari yang mepet ke tanggal 9 Zulhijah, Miqatnya dapat dilakukan diatas pesawat saat melintas daerah miqat.
PELAKSANAAN HAJI QIRAN
MIQAT ditanah air. Bagi yang memilih miqat ditanah air hendaknya melakukan persiapan ihram untuk haji sabagai berikut :
  • Memotong Kuku.
  • Memotong rambut secukupnya.
  • Mandi sunnat ihram.
  • Memakai wangi-wangian.
  • Memakai pakaian ihram.
MIQAT di Saudi. Jama'ah haji yang datang ketanah suci lebih awal biasanya akan berangkat duluan ke Madinah. Nanti mendekati "Hari Arafah" 9 Zulhijah baru menuju Mekah. Miqat dilaksanakan ditanah suci yaitu disalah satu tempat. Ditempat Miqat ini jama'ah melakukan hal-hal sebagai berikut :
  • Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika mungkin.
  • Berniat Haji : Labbaika Allahumma' Hajjan.
  • Diperjalanan ke Mekah banyak-banyak membaca "Talbiah"


Tiba di Mekah jama'ah akan langsung masuk penginapan untuk istirahat sejenak, selama di mekah jema'ah melakukan kegiatan sebagai berikut :
  • Melakukan Tawaf Qudum (Tawaf sunnat waktu baru tiba di Mekah).
  • Boleh langsung Sa'i Setelah Tawaf Qudum, atau boleh juga sesudah tawaf Ifadah.
  • Jika melakukan Sa'i tidak boleh langsung bertahallul, sampai selesai seluruh kegiatan Ibadah Haji.
Sesudah tawaf Qudum dan Sa'i jama'ah menunggu waktu pelaksanaan haji yang dimulai tanggal 8 Zulhijah. Dalam waktu menunggu pelaksanaan haji itu, jama'ah Haji Qiran harus tetap mengenakan pakaian Ihram, dan mematuhi semua larangan yang berkenaan dengan ihram.

 PELAKSANAAN HAJI QIRAN
  1. Tanggal 8 Dzulhijah (pagi), Dari mekah berangkat ke Mina atau langsung ke Arafah.
  2. Tanggal 8 Dzulhijah (Siang-malam), Mabit atau menginap di Mina sebelum berangkat ke Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullulah SAW.
  3. Tanggal 9 Dzulhijah (pagi), Berangkat ke Arafah setelah matahari terbit atau setelah shalat Subuh.
  4. Tanggal 9 Dzulhijah (siang-sore),
    • Berdo'a, zikir, tasbih sambil menunggu waktu wukuf (pada tengah hari).
    • Shalat Zuhur dan Ashar di jamak qasar (zuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat) dilaksanakan pada waktu zuhur
    • Setelah shalat laksanakan wukuf dengan berdo'a, zikir, talbiyah, istiqfar terus menerus setengah hari sampai waktu Maqrib.
  5. Tanggal 9 Dzulhijah (sore-malam), Setelah matahari terbenam segera berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maqrib dilaksanakan di Muzdalifah di jamak dengan shalat Isya seperti yang dilakukan Rasulullah.
  6. Tanggal 9 Dzulhijah (malam),
    • Shalat Maqrib dan Isya dijamak ta'khir.
    • Mabit (berhenti sejenak) di Muzdalifah, paling kurang sampai lewat tengah malam. sambil mengumpulkan krikil untuk melontar Jumrah Aqabah.
    • Mengumpulkan 7 butir batu krikil untuk melontar "Jumrah Aqabah" besaok pagi.
    • Setelah shalat subuh tanggal 10 Zulhijah
  7. Tanggal 10 Dzulhijah,
    • Melontar Jumrah Aqabah 7 kali.
    • Tahallul awal.
    • Lanjutkan ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, Sa'i dan disunatkan tahallul Qubra.
    • Harus sudah berada kembali di Mina sebelum Magrib.
    • Mabit di Mina, paling tidak sampai lewat tengah malam.
  8. Tanggal 11 Dzulhijah,
    • Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing - masing 7 kali.
    • Mabit di Mina, paling tidak sejak sebelum Maqrib sampai lewat tengah malam.
  9. Tanggal 12 Dzulhijah,
    • Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah waktu subuh masing - masing 7 kali.
    • Bagi yang Nafar awal, kembali ke Mekah sebelum maqrib ,lanjutkan dengan tawaf ifadah dan Sa'i serta Tahallul Qubra bagi yang belum.
    • Bagi yang Nafar Tsani, mabit di Mina.
  10. Tanggal 13 Dzulhijah (pagi), Bagi yang Nafar Tsani :
    • Melontar Jumrah Ula, Wusta dan Aqabah masing-masing 7 kali
  11. Tanggal 13 Dzulhijah (siang-malam),
    • Tawaf ifadah, Sa'i dan Tahallul Qubra bagi yang belum. Bagi yang sudah melakukan Sa'i sesudah tawaf Qudum (ketika baru tiba di Mekah) tidak perlu Sa'i langsung saja melakukan Tahallul.
    • Ibadah Haji dan umrah selesai.








BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Dengan menunaikan Ibadah Haji kita dapat memperoleh banyak manfaat, beberapa manfaat ibadah haji adalah :

[1]. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah

Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-Nya. Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.
Artinya : ”Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk
Ibrahim dengan menyatakan ; "Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud" [Al-Hajj : 26]

[2]. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Satu umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah" [HR Bukhari dan Muslim, Bahjatun Nanzhirin no. 1275]




[3]. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam
Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga sekarang.

[4]. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Agar supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka" [Al-Hajj : 28]
Alah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya dan besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik
duniawi maupun ukhrawi.
Dan diantara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata-mata. Mereka datang dengan niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya' (dilihat orang lain) dan juga bukan karena sum'ah (dibicarakan orang lain). Bahkan mereka betauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta mengikrarkan (tauhid) di antara
hamba-hamba- Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang datang
(berhaji dan sebagainya,- pent) tentangnya (tauhid).

[5]. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati
Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat, maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan,
pengarahan dan dakwah ke jalan Allah.



[6]. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta'ala
Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa yang mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.
[7]. Menyebarkan Ilmu
Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-saudaranya yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan, yang di mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahkan. Engkau bisa menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

[8]. Memperbanyak Ketaatan
Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
Artinya : “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka'bah)” [Al-Hajj : 29]
[9]. Berdo'a Kepada-Nya
Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan terus menerus berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar Dia menerima amal, membereskan hati dan perbuatan  agar Dia menolong untuk
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya ; agar Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta agar Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba- Nya.